Hari Air Sedunia "Valuing Water"
Hari ini 22 Maret 2020 diperingati Hari Air Sedunia ke-29. Dunia
sedang memperingati Hari Air Sedunia (World Water Day) pada hari Senin, 22
Maret 2021. Tema kali ini Valuing Water
atau menghargai air Peringatan Hari
Air Sedunia merupakan peringatan bagi masyarakat akan penting air bersih dan
pengelolaan sumber air yang berkelanjutan. Tahukah kamu sejarah peringatan Hari
Air Dunia terjadi?
Sejarah Dilansir United Nations (UN) Water, 22 Desember 1992
saat Sidang Umum PBB ke-47 di Rio De Janeiro, Brazil telah disepakati bahwa air
sedunia diperingati setiap tahunnya tanggal 22 Maret. Beberapa waktu setelahnya, barulah berbagai perayaan dan
acara ditambahkan dalam peringatan ini. Misalnya saja International Year of
Cooperation in the Water Sphere atau disebut Tahun Kerja Sama Internasional di
Bidang Air yang diadakan tahun 2013. Selain itu juga perayaan Decade for Action
on Water for Sustainable Development atau Aksi Dekade Internasional tentang Air
untuk Pembangunan Berkelanjutan, 2018-2028 saat ini.
Namun, peringatan dimulai pada 1993. Tujuan hari air
sedunia, supaya masyarakat di dunia memberi dukungan dalam konservasi air
dengan cara menggurangi penggunaan air keran yang berlebihan. PBB bersama
seluruh anggota PBB gencar mensosialisasikan tentang hari air sedunia melalui
kegiatan nyata.
“Kita bisa hidup tanpa EMAS namun tidak tanpa AIR”
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
makhluk hidup. Karena setiap harinya membutuhkan air bersih untuk dikonsumsi.
Dengan air bersih, makhluk hidup khususnya manusia dapat memanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari. Untuk kebutuhan sehari-hari air bersih dimanfaatkan
untuk minum, ketahui bahwa 80 persen tubuh manusia merupakan air. Bisa
dibayangkan jika di bumi ini kekurangan air bersih maka dapat dipastikan bahwa
semua makhluk hidup dapat mengalami kematian.
Peringatan Hari Air Sedunia untuk menegaskan kembali bahwa
tindakan air dan sanitasi adalah kunci untuk pengentasan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.
Tujuannya adalah merayakan air dan meningkatkan kesadaran
lebih dari 2,2 miliar orang yang hidup tanpa akses ke air bersih. Ini tentang
sebagai aksi untuk mengatasi krisis air global. Fokus utama Hari Air Sedunia
adalah untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6,
yakni air dan sanitasi untuk semua pada tahun 2030.
Setiap tahun, tema Hari Air Dunia selalu berganti. Untuk itu
ditunjuk badan PBB yang berkompeten sebagai koordinator sesuai dengan tema pada
tahun tersebut. Pada tahun 2021, temanya adalah Valuing Water atau menghargai
air.
Tema Hari Air 2021:
Valuing Water
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan populasi global
mengartikan, pertanian dan industri semakin ‘haus’ dan pembangkit energi
intensif air meningkat untuk memenuhi permintaan itu. Sedangkan perubahan iklim
membuat air dalam kondisi tidak menentuyang pada akhirnya berkontribusi pada
polusi.
Sebagai masyarakat yang harus menyeimbangkan antara
kebutuhan dan ketersediaan air, nyatanya masih banyak orang yang tidak
mempertimbangkan dalam porsi pemakaian air. Bagaimana cara kita menghargai air
berarti tentang bagaimana air dikelola dan dibagikan.
Nilai air lebih dari sekadar harganya. Air memiliki nilai
yang sangat besar dan kompleks bagi rumah tangga kita, budaya, kesehatan,
pendidikan, ekonomi dan keutuhan lingkungan alam kita. Jika kita mengabaikan
salah satu dari nilai-nilai ini, maka risikonya adalah pengelolaan sumber daya
yang salah, padahal jumlah air terbatas dan tak tergantikan.
Menghargai Air dalam
Lima Perspektif
1. Sumber daya air
alam dan ekosistem
Semua air dihasilkan oleh ekosistem. Dan semua air yang kita
abstraksi untuk digunakan manusia pada akhirnya kembali ke lingkungan, bersama
dengan kontaminan apa pun yang telah kita tambahkan. Siklus air adalah ‘jasa
ekosistem’ kita yang terpenting. ‘Nilai’ yang lebih tinggi harus diberikan
untuk melindungi lingkungan guna memastikan pasokan air berkualitas baik dan
membangun ketahanan terhadap guncangan seperti banjir dan kekeringan.
2. Penyimpanan,
perawatan dan pasokan
Infrastruktur air menyimpan dan memindahkan air ke tempat
yang paling membutuhkannya, serta membantu membersihkan dan mengembalikannya ke
alam setelah digunakan oleh manusia. Jika infrastruktur ini tidak memadai,
pembangunan sosial ekonomi rusak dan ekosistem terancam punah. Penilaian umum
infrastruktur air cenderung meremehkan atau tidak memasukkan biaya, terutama
biaya sosial dan lingkungan. Sulit untuk memulihkan semua biaya dari tarif
(dikenal sebagai pemulihan biaya penuh). Di banyak negara, hanya sebagian atau
seluruh biaya operasional yang dikembalikan, dan investasi modal ditanggung
oleh dana publik.
3. Air minum,
sanitasi dan layanan kesehatan
Peran air di rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan
fasilitas perawatan kesehatan sangat penting. Selain itu, layanan WASH (water,
sanitation and hygiene) juga memberikan nilai tambah berupa kesehatan yang
lebih baik, terutama dalam konteks pandemi Covid-19. Layanan WASH sering
disubsidi, bahkan di negara berpenghasilan tinggi. Namun, subsidi yang tidak
tepat sasaran dapat menguntungkan orang-orang dengan sambungan air yang ada,
daripada memperbaiki situasi masyarakat miskin dan kurang terlayani.
4. Sebagai input
produksi dan kegiatan sosial ekonomi – pangan dan pertanian, energi dan
industri, bisnis dan lapangan kerja
Pertanian menempatkan permintaan terbesar pada sumber daya
air tawar global dan merupakan kontributor utama degradasi lingkungan.
Meskipun sangat penting bagi ketahanan pangan, air dalam
produksi pangan umumnya diberi nilai rendah bila dinilai murni melalui lensa
nilai ekonomi yang dihasilkan dalam kaitannya dengan air yang digunakan. Banyak
manfaat yang lebih luas, yakni meningkatkan gizi, menghasilkan pendapatan.
5. Atribut rekreasional,
budaya dan spiritual
Air dapat menghubungkan kita dengan gagasan tentang
penciptaan, agama, dan komunitas. Dan air di ruang alami bisa membantu kita
merasa damai. Air adalah bagian intrinsik dari setiap budaya tetapi nilai-nilai
yang kami kaitkan dengan fungsi-fungsi ini sulit untuk diukur atau
diartikulasikan.
Ilmu ekonomi sering menganggap air sebagai sumber daya untuk
penggunaan praktis manusia dan kurang atau sama sekali tidak memperhatikan
nilai sosio-kultural, atau lingkungannya. Ada kebutuhan untuk memahami
sepenuhnya nilai-nilai budaya di sekitar air dengan melibatkan kelompok
pemangku kepentingan yang lebih beragam dalam pengelolaan sumber daya air.
Menghargai air bukan berarti menjual air untuk keuntungan pribadi. Bahkan undang-undang di Indonesia sudah menyatakan kumpulan kata bahwa semua hal yang menyangkut hidup orang banyak maka dikuasai negara. Hal ini menyatakan bahwasanya tersirat jelas tentang posisi negara sebagai penyalur yang adil untuk semua sumber daya termasuk air. Semoga bisa memakmurkan rakyat dengan menjaga kelestarian air dan menghargainya sebagai nikmat dan salah satu tanda syukur kita kepada Alloh S.W.T.
Pic : @farahatullaila_
#hariairsedunia
#worldwaterday
#cintalingkungan
#sel
#scienceexpeditionlearning
#syukur
#sukur
#nikmat
#air
Comments
Post a Comment